Sunday, July 23, 2006
“Vas, gemukan ya?!”
“Duh... kenapa sih mengajukan pertanyaan itu?”
“Lho ya nggak pa-pa... Konfirmasi aja...”
“Gue nggak suka dengan pertanyaan itu deh, De...”
“Memang itu fungsi gue kan?! Menanyakan hal-hal yang lo nggak suka?!”
Tidak suka ketika harus mengakui kebenaran kata-katanya.
Saya menggemuk?
Yah... terhitung dari terakhir kali saya berjumpa dengan dengannya, sebulan yang lalu, berat badan saya memang bertambah. Entah berapa kilogram. Saya sudah tidak berminat meletakkan kaki saya di atas timbangan.
Yang saya tahu, celana-celana jeans saya mengecil. Kaos, kemeja, dan beberapa baju atasan yang lain menjadi lebih sempit. Pipi saya tampak lebih gembung.
Dan MASGEDE masih berani bertanya tentang hal itu pula?
Isn’t it obvious?
Why should he asked?
...Memang itu fungsi gue kan?! Menanyakan hal-hal yang lo nggak suka?!...
Hal yang tidak saya suka?
Jelas! Mmm... tapi kenapa? Mengapa saya tidak menyukai pertanyaan itu ya? Bukankah itu pertanyaan biasa? Pertanyaan yang wajar saja diajukan setelah sekian waktu tidak bertemu. Tidak ada bedanya dengan menanyakan kabar. Seperti kata sahabat saya yang satu itu. Ah, tidak! Jelas berbeda! Menanyakan kabar, buat saya, merupakan suatu bentuk pertanyaan yang netral. Tidak menimbulkan rasa kesal atau jengkel. Seperti saat saya harus menjawab apa pekerjaan saya sekarang. Sementara berat badan? ... Tapi kenapa? Mengapa pertanyaan itu menjadi demikian tidak menyenangkan? Mengapa pertanyaan itu memunculkan rasa tidak nyaman buat saya? Entahlah... Mungkin karena melihat lipatan di perut saya? Yang membuat saya sedikit repot memilih pakaian untuk menyembunyikannya? Sementara, beberapa saat yang lalu saya melihat sebuah iklan dengan menampilkan sejumlah wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam. Ya. Pakaian dalam. Hanya bra dan celana dalam. Melihat bentuk tubuh mereka, saya iri. Bukan. Bukan karena mereka model majalah, model catwalk, ataupun karena mereka model yang sering terpampang di media-media lain. Bukan mereka memiliki tubuh langsing, berkulit putih, ataupun berambut pirang. Tapi justru karena mereka adalah wanita biasa. Mereka wanita ‘sungguhan’. Yang tidak tampak jengah memperlihatkan bentuk tubuh mereka secara terbuka. Ada yang tubuhnya besar seperti atlet, ada yang kurus dan kecil, ada yang payudaranya tampak terlalu besar untuk tubuh seukurannya, ada yang pinggulnya tampak demikian besar sementara payudaranya terlalu kecil, bahkan ada yang memiliki tato di paha kanannya. Just as I told you, they’re real! Dan itulah yang membuat saya merasa iri. Karena mereka kelihatannya menyukai apa yang mereka miliki. Mereka demikian percaya diri dengan bentuk tubuh mereka. Merasa cantik! Yeah... that’s it! Bisa tertawa, tersenyum penuh kegembiraan, dan tanpa busana, menjadi pemandangan yang demikian luar biasa buat saya! Sementara saya menghabiskan waktu sekian menit dalam sehari untuk memilih pakaian yang dapat mengalihkan tatapan orang lain terhadap bentuk badan saya, mereka dengan nyamannya membiarkan begitu saja orang lain menatap bentuk tubuh mereka. Karena merasakan adanya peningkatan berat badan dan perubahan bentuk tubuh, saya kemudian memusatkan perhatian saya hanya pada kedua hal itu saja. Seolah-olah hanya karena keduanya, saya menjadi tidak cantik, menjadi tidak menarik. Saya pun sibuk memilih pakaian yang agak longgar agar lipatan di perut dan pinggang saya dapat ditutupi. Menghabiskan waktu sekian menit dalam sehari untuk repot mematut diri di depan cermin dan memastikan bahwa pilihan pakaian saya itu memang tepat. Tepat dapat menutupi kegemukan saya. Lalu saya pusing sendiri. Waktu saya habis untuk tutup sana-sini, tambal sana-sini, supaya lipatan-lipatan itu tidak terlihat. Saya sudah kehabisan tenaga untuk beranjak dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sudah sekian lama menumpuk. Saya sudah tidak sempat lagi menyelesaikan apa yang memang harus saya selesaikan. Saya sudah terlalu sibuk untuk bisa menghabiskan waktu bersama denganmu. Berbincang-bincang seperti ini. Dan kamu mulai bertanya-tanya, ke mana saja saya selama ini. Yah... saya tidak ke mana-mana. Tidak sempat mengerjakan apa-apa pula. Berkutat di situ saja. Bukannya mengesampingkan sebentar masalah berat badan, lipatan di perut, dan sebagainya-dan sebagainya. Bukannya mulai menuntaskan pekerjaan atau menemuimu. Karena kepala saya justru mulai berlipat-lipat juga. Tidak dapat mengalihkan perhatian dari perut, pinggang, maupun pipi saya. Seolah-olah yang saya miliki hanya ketiga hal itu saja. Seolah yang saya miliki hanya badan ini saja. Seolah saya tidak memiliki hal lain yang patut dibanggakan. Saya toh masih bisa ke kantor, menyelesaikan pekerjaan, dan berbincang-bincang denganmu di waktu istirahat. Saya masih bisa menyiapkan materi kuliah untuk semester depan. Saya masih bisa menikmati perdebatan panjang yang tak kunjung usai dengan seorang teman mengenai pornografi, mengenai apa itu kebenaran, mengenai hal-hal lain seputar kehidupan. Saya toh jauh lebih pandai daripada sekedar menghabiskan waktu untuk mematut diri di depan cermin. Lalu saya tidak menggunakan otak itu sebagaimana mestinya. Yah... daripada pusing memikirkan apa yang tidak saya punyai, apa yang tidak bisa saya peroleh, bukankah lebih baik kalau saya memfungsikan apa yang sudah saya miliki? Meningkatkan apa yang sudah ada di dalam genggaman saya? Menikmati apa yang saya sukai? Lagipula, dengan bentuk tubuh yang sekarang ini, saya yakin akan ada satu hal yang kita sepakati. Baik saya, kamu, maupun MASGEDE pasti setuju, bahwa saya menjadi semakin hugable, kan?! *tenang... saya tetap akan kembali melakukan sit-up di pagi hari untuk mengembalikan bentuk perut saya seperti semula... karena kalau tidak, saya terpaksa membeli celana-celana jeans baru. Yang ini, saya jelas tidak rela.
ADA 10 KOMENTAR:
>:D<
Seandainya saya juga bisa menyembunyikan lekak-lekuk tubuh saya yg terlalu berlekuk ini. Keluh. T_T
selamat bergabung dengan klub diet dan anoreksia kami! hahahaha! :p
t-1:
feels like ever seen it... ;-)
andrew:
daripada repot diumpetin, dipajang aja... usaha lebih minimal, hasil pasti maksimal hahahaha ;D
james:
makasiiihhhh
*malu-malu gityu
ini si kisah klasik kehidupanku kok :)
tapi emang ada orang-orang yang berfungsi sebagai reminder dalam hal ini... baik yang tanpa niat apa pun sampai yang reseh' karena mereka juga sangat gemar berdiet walau tak tau lemak bagian mana yang harus dihilangkan :)
*tambah gendut jg*
huaaa T.T
emang sih tha, HUGABLE as HELL... ampe kayak Winnie the Pooh
(kamu dan MASGEDE pasti setuju deh)
=)) =))
As one grow older, perhaps the physical features may perhaps have also grown wider :) - however, the beauty and charms transmit even brighther..
It's the hug and warmth that matters most, I think - care less about those extra pound, should you choose.. live the life with fullness..
----------------------
I enjoy the entry, and nice tohave found your blog, I shall come back for more - a big hug from West Africa, Hope I could put a smile on your face through this comment. :)
ancilla:
jadi... MASGEDE masuk kategori reminder yang mana nih?! *kok jadi ngomongin dia?! ;D
stella:
*tooossszzz!!!
gop:
nah... begini nih! mulai deh hiperbolanya!!!
luigi:
grow wider? hahaha i love this phrase!!! *even though i hate to say that i am... grow wider ;p
nice to have you here... *big hug
enjoy your trip then... ;-)
bebas lah... si MASGEDE mau masuk kategori apa :)
yang penting kan kita tetep cantiiiiiiiiiik. hehehe...