Mendadak Kangen

Friday, September 08, 2006

Lagi-lagi saya sendirian di rumah.

SI KRIWIL masih dalam perjalanan pulang dari Karawaci menuju Jakarta. Entah jam berapa ia akan tiba di rumah nanti.

MANJA sudah berada dalam perjalanan untuk kembali ke rumahnya di Semarang. Ia harus kembali ke sana karena besok pagi akan menghadiri acara wisuda kekasihnya. Setelah sekitar satu bulan ia menambah panjang daftar jumlah anak yang dimiliki Ayah dan Ibu saya.

Sedangkan AYAH dan IBU baru saja menelpon. Mereka justru membatalkan niat untuk kembali ke Jakarta hari ini. Masih harus menghadiri acara pernikahan sanak saudara kami di Solo. Mungkin baru besok malam tiba kembali di rumah.

LINTANG, keponakan yang nakal nan menggemaskan itu tidak mengunjungi tantenya hari ini. Tampaknya sedang sibuk menjamu teman-teman yang datang ke rumahnya.

Lalu saya bingung, apa yang akan saya kerjakan kemudian.

Materi kuliah untuk besok sudah selesai saya siapkan sembari menunggu BANG OMAR tadi. Slideshow sudah saya sempurnakan, bahkan sampai waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikannya pun sudah dihitung. Demikian pula tugas yang akan saya berikan kepada para mahasiswa. Sudah saya susun, tinggal di-print saja besok pagi sebelum kuliah dimulai.

Walaupun memang masih tetap ada yang harus sedikit diperbaiki.

Dan niatan saya untuk mengerjakannya pupus seketika saat mengetahui bahwa listrik di kamar saya mati. Sekringnya putus dan belum sempat membeli yang baru.

Padahal dalam perjalanan pulang tadi, saya sudah merencanakan apa-apa saja yang akan saya lakukan malam ini. Menyempurnakan materi kuliah itu salah satunya. Tentunya sambil mendengarkan GLENN FREDLY yang mendadak jazzy dalam album barunya.

Yaa... masih bisa sih mengerjakan apa yang memang harus saya kerjakan itu. Entah di kamar tidur depan, kamar tidur Ibu, atau di ruang tengah.

Tapi saya malas.

Sudah terlanjur kehilangan gairah untuk itu.

Alhasil, di sinilah saya.

Berkeliling ke sana-kemari tanpa kejelasan. Menatap televisi yang sedang menayangkan... sinetron [atau apalah itu]. Mengambil jeruk di lemari es dan memakannya sampai habis. Membaca-baca majalah.

Membuka-buka notebook saya. Membereskan file-file yang sebenarnya tidak perlu dibenahi juga.

Sampai saya menemukan sesuatu.

Tentang JINGGA dan JANU yang sempat singgah di sana.

Juga semua cerita lain yang sempat saya tulis. Yang sempat menyita hari kerja saya hanya untuk membiarkan isi kepala saya hilir-mudik.

Tiba-tiba saya kangen.

Tiba-tiba saya ingin berkisah seperti itu. Menulis cerita-cerita seperti dulu. Cerita-cerita yang sempat memenuhi buku-buku tulis saya.

Lalu inilah dia.

Hasil dari kerinduan yang sempat singgah sejenak.

Ia melangkahkan kakinya. Membawa dirinya melintasi pintu depan.

Memasuki ruangan, yang aromanya masih terlekat jelas dalam ingatannya. Ia menghirup dalam-dalam. Seolah paru-parunya tidak pernah terisi udara sebelumnya.

Dibukanya kembali matanya, lalu menolehkan kepalanya. Ia membiarkan matanya menelusuri satu-persatu isi ruangan itu.

Masih sama.

Rangkaian kecil bunga tulip berwarna orange yang terlalu mirip dengan aslinya, ada di atas meja di depan sofa. Standing lamp dengan tutup berwarna putih di sudut ruangan. Majalah dan surat kabar terbaru yang ditumpuk di atas bar dapur. Deretan lilin putih berbentuk tabung pendek dan kecil diletakkan di atas meja sudut. Tanpa frame foto di tengahnya.

Ia mengangkat kepalanya, bermaksud menanyakan ke mana perginya foto-foto itu.

“Es teh manis-susu?!”

Angga terkejut. Mengangguk.

Dan seketika itu pula mengurungkan niatnya untuk bertanya, saat melihat perempuan di depannya itu tersenyum.

Gadis berjalan menuju dapur, hendak membuatkan minuman. Sengaja membiarkannya tetap berdiri di ruang tengah.

Ke mana foto-foto itu, Dis? Fotomu yang sedang menggembungkan pipi dan membelalakkan mata? Fotomu yang sedang memeluk tiang listrik dan berusaha memanjatnya? Fotomu yang sedang berdiri merentangkan tangan di atas dinding taman rumah Mira? Foto di Kuta?

Foto kita berdua?

Tiba-tiba perih merambati dadanya. Membuatnya tersadar saat itu juga.

Ia menoleh. Matanya sibuk mencari Gadis.

Masih di dapur. Masih membuat minuman tampaknya.

Angga berjalan melintasi ruang tengah. Ia berjalan ke dapur.

Menghampiri Gadis.

Tanpa mempedulikan lagi rasa sakit yang tidak juga mereda dari dadanya. Yang semakin membuncah pada setiap langkah kakinya mendekat. Yang semakin meruah seiring detak jantungnya yang berderap semakin cepat.

Traangg!!

Sendok kecil terjatuh ke lantai. Terlepas dari tangan Gadis.

Angga sudah di belakangnya, tidak berjarak darinya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Gadis.

Untuk sesaat, napas Gadis terhenti.

“Ngga...?!”

Hening.

Tidak ada suara.

Angga diam. Tidak menyahut. Tidak ingin mengalihkan dekapannya.

Gadis tidak bergeming. Juga tidak ingin melepaskan pelukan Angga.

Pelukan yang semakin menghangat.

Yang tiba-tiba dibuyarkan oleh tetesan yang meleleh di pundak Gadis.

“Ngga…?!”

Hhh... suara itu.

Dan perlahan kehangatan itu semakin merambati dada Angga. Mengiringi rasa sakit yang juga tidak beranjak pergi dari sana.

Ia mengeratkan pelukannya. Membuat Gadis hampir sesak napas.

Tapi Angga tidak peduli.

“Ada apa?”

“Nggak ada apa-apa, Dis. Aku... kangen aja sama kamu.”


Nah... itu dia SI KRIWIL datang.

Gangguan yang menyenangkan.

Mudah-mudahan nanti saya tetap bisa membiarkan isi kepala saya ini berjalan-jalan keluar-masuk. Barangkali bisa bertemu dengan Angga atau Gadis yang lain.

website page counter

ADA 6 KOMENTAR:

» Blogger thornandes james:

gimana kelanjutan kisah jingga dan janu? ? kan udah sdikit dibantu pencerahan alur. . =p

September 09, 2006 4:33 AM  
» Blogger -ndutyke:

ah, adekku tersayang besok pagi akan kembali ke Jakarta.

semalam aku melihat foto2nya dia sebagai Gitaris band j-Pop, main di acara salah satu SMP ternama di Sby.

Bangga sekali rasane...

*komen gag nyambung*

September 12, 2006 11:24 AM  
» Blogger mutiara nauli pohan:

duh seneng nya punya adek yah, adek2 ku jauh di medan sih, kangen ngumpul ma mereka jadinya

btw, suka glenn juga ?
kapan2 kita nonton glenn bareng yuk

September 13, 2006 8:04 AM  
» Blogger konnyaku:

cheers cheers
makasihhhhhh

September 14, 2006 9:19 PM  
» Anonymous Anonymous:

mana shoutboxnyaaaa....
pasang dong mbakDOs!

jadi saya bisa ngelempar petasan-cabe-rawit disana..

hohoho :D

September 15, 2006 12:15 PM  
» Blogger mbakDos:

james:
udah tercerahkan sih...
masalahnya, naikin mood untuk menuangkan pencerahannya itu yang syulid ;p

tyka:
duh, adekmu selebritis tho?! tapi kok kaya'nya lebih cocok kamu yang jadi orang terkenal ya?! ;D

uli:
mungkin nonton glenn di medan asik kali ya?! ;-)

stella:
lha, dia balikin lagi gelasnya?!

tyka lagi:
ini apa namanya kalok bukan lagi nglempar kentut-naga?! ;D

September 15, 2006 10:11 PM  

» Post a Comment

 

« Kembali ke TERAS