Thursday, April 20, 2006
Di kedai inilah saya menghabiskan sebagian besar waktu saya. Duduk di sudut, dekat dengan colokan listrik, sehingga saya bisa dengan leluasa bercengekerama dengan notebook saya yang setia. Saya menyenangi sudut itu, agak tersembunyi, dengan penyinaran yang tidak terlalu terang, dengan sofa yang nyaman, yang memungkinkan saya untuk sesekali mengangkat kaki dan menyilangkannya. Dan saya yakin, kamu pasti sudah menduga dari mana nama dudukbersila itu berasal. Tapi bukan. Bukan dari sini. Agak panjang ceritanya. So, it's better for you to make yourself comfort here first, sebelum saya mulai berkisah.
Ruang kerja saya hanya memiliki satu pintu, untuk keluar dan masuk. Pintunya sangat lebar dan memang tidak pernah tertutup, kecuali jika belum waktunya bagi kedai kopi ini untuk buka. Dan tempatnya cukup nyaman. Kamu baru akan merasakannya ketika kamu datang berkunjung. Yaa… seperti sekarang ini.
Tidak perlu segan. Jika ini adalah pertama kalinya kamu berkunjung ke ruang kerja saya, saya tetap akan menyambut kedatanganmu dengan hangat. Paling tidak, saya akan mempersilakanmu untuk duduk di sofa di hadapan saya, dan menawarkan kopi atau makanan kecil untuk menemani kita berbincang-bincang.
“Hot tall hazelnut caramel macchiato on the bar.”
Silakan duduk. Saya mau mengambil kopi pesanan saya dulu ya…
ADA 8 KOMENTAR:
May I join you? For the rest of your life maybe ;-)
t-one:
oh, wow... for the rest of my life?
why don't you take a seat first, and we shall try perhaps ;-)
May I sit on your lap? ;-)
t-one:
uhm... take a seat on the sofa, i mean... beside me? ;-)
Egois dan menyegarkan.
oj.:
keegoisan memang kadang jadi bumbu penyegar tersendiri kok ;-)
dilihat dari sebutan ukuran drinknya, dan dekorasi khasnya. . it's in starbucks. . am i rite? starbucks manaa? saya jg sering ngedeprok di kedai kopi itu. . =p
james:
saya memang enggan mengeksplisitkan sesuatu, termasuk menyebutkan merk ;-)
but i guess you've already knew what i mean by my working place, right?! ;-)